Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 10, 2010

cermin Pikiran

Sebuah cermin tidak sekadar memantulkan bayangan visual, tapi juga memantulkan pikiran kita, seringnya pendapat kita tentang diri sendiri. Justru pikiran ini lebih penting dari pada penampilan luar kita. Pikiran adalah pantulan cinta kita pada diri sendiri, ego kita, ketidaksukaan kita pada diri sendiri. Cara kita memperlakukan diri sendiri dan pendapat keseluruhan kita tentang diri sendiri. Kata-kata adalah cermin karena perkataan memantulkan beberapa pengetahuan tentang pendapat seseorang mengenai dirinya sendiri, meski mungkin mereka sedang membicarakan orang lain. Sadarilah perkataan Anda, khususnya perkataan yang muncul dari hati dan jiwa kita. Meski sedang membicarakan orang lain, sebenarnya kita mengatakan sesuatu yang lebih banyak tentang diri sendiri. Semua kata adalah cermin yang memberikan kesempatan kepada Anda untuk melihat ke dalam jiwa sendiri.

kebodohan merusak persatuan.

Orang-orang yang cerdas dan berilmu niscaya mengetahui betapa pentingnya kebersamaan. Sehingga mereka benar-benar menjaga kebersamaan dalam jamaah kaum muslimin dan penguasa (pemerintah)-nya. Adapun orang-orang yang bodoh, sama sekali tidak mengerti betapa pentingnya kehidupan berjamaah dengan satu penguasa. Bahkan mereka tidak mengerti mana yang lebih banyak antara satu dan sepuluh. Yakni, mana yang lebih besar antara korupsi, kolusi, atau nepotisme (KKN) dengan pertumpahan darah kaum muslimin dalam perang saudara.

Rahasia Kekuatan Pikiran

Judul : Keajaiban Pikiran Penulis : Harold Sherman Penerjemah : Meilyan Hamsa Penerbit : Rumpun – Yogyakarta Cetakan I : November – 2007 Tebal : 188 halaman Satu-satunya organ tubuh manusia yang dapat tetap hidup meskipun yang lainnya sudah mati adalah otak. Sedangkan pikiran adalah satu-satunya buah kerja dari otak itu sendiri. Jamies Allen menyatakan bawah: “anda yang sekarang merupakan hasil buah pikiran yang lalu. anda besok merupakan buah pikiran sekarang.” Tidak ketinggalan pula David J. Schwartz, Guru Besar Georgia University, USA, mengatakan, “kesuksesan orang tidak diukur dalam meter, kilogram, gelar universitas, ataupun latar belakang keluarga. Namun diukur dengan cara berpikir.” Berfikir atau pikiran (thingking) adalah kekuatan dasar yang dimiliki oleh manusia yang adapat mempengaruhi alam semesta. Semua yang berkaitan dengan pengetahuan, kesehatan, rasa aman, kepribadian, kebahagiaan bahkan kesuksesan tiada lain bersumber dari hasil pikiran. Dengan berfikir muncul

Ilmu Dan Akhlak : Nasehat dari Ulama

Ilmu ibarat sebuah permata yang sangat bernilai dan tak terkira harganya. Dengan ilmu, Adam ‘alaihissalam dimuliakan di atas seluruh makhluk, hingga para malaikat diperintah untuk sujud kepadanya. Yang menjadi pertanyaan di sini, ilmu apakah yang paling mulia yang seharusnya dicari oleh seorang pencari ilmu? Jawabannya adalah ilmu syar’i (ilmu agama). Ilmu inilah yang disebutkan kemuliaannya oleh Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ilmu syar’i ini membahas tentang Allah Subhanahu wa Ta'ala, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, ilmu tentang hak-Nya atas hamba-hamba-Nya, dan tentang syariat-Nya terhadap para hamba. Sebagaimana ilmu ini berbicara tentang jalan yang bisa menyampaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, tentang tujuan dan akhir yang akan dicapai seorang hamba nantinya di negeri akhirat.

Pentingnya Ilmu

Kasus carut-marutnya pendidikan kita menunjukkan betapa kita belum memahami konsep Ilmu dengan baik. Sukses menuntut ilmu ditafsirkan terlalu sempit, dan pragmatis. Belajar adalah semata-mata demi mendapatkan ijazah dan jabatan terhormat. Maka ada baiknya kita meneropong kembali konsep para ulama kita terdahulu mengenai ilmu dan kesuksesan belajar.