'Bio Ea' telur raksasa burung langka dan nyaris punah 'maleo'

Bio EA



jika anda mengunjungi kab. Morowali, khususnya Desa wosu,desa Bahomoleo di kecamatan Bungku Barat, kabupaten morowali sulawesi Tengah, anda akan merasa kagum sekaligus heran melihat telur raksasa yang di keluarkan dari perut seekor burung yang terbilang imut dan berukuran tak lebih besar dari seekor ayam, burung maleo Macrocephalon maleo dari jenis burung Megapodus= sikaki besar, Di daerah Bungku dan sekitarnya telur ini disebut Bio ea atau atau telur besar,ukurannya sama dengan 10 butir telur ayam ras, bahkan beberapa telur besarnya sampai 20 butir telur ayam ras,

Burung maleo sendiri adalah burung langka yang dinyatakan dalam kondisi kritis diambang kepunahan.masyarakat disekitarnya,memanfaatkan telur burung maleo sebagai souvenir atau Oleh-oleh bagi wisatawan atau pengunjung dari daerah lain yang datang ke kabupaten Morowali. harga sebutir telur ini dijual sangat murah berkisar antara Rp 7500 rupiah hingga rp 15,000, sangat disayangkan padahal habitat burung yang sangat langka inipun telah terganggu disebabkan berbagai faktor termasuk adanya pertambangan dan tanah olahan masyarakat yang berdampingan dekat wilayah penangkaran.

Dalam konferensi internasional mengenai maleo di Tomohon, Sulawesi Utara, Rabu (24/3/2010), sejumlah ahli satwa menyatakan, perlindungan terhadap maleo adalah hal mendesak mengingat maraknya perburuan maleo oleh masyarakat.Pemerintah kecamatan hingga pemerintah kabupaten morowali,mestinya cepat tanggap dalam permasalahan ini, agar masyarakat tidak sebebas-bebasnya memperjual belikan telur Langka ini,mengingat regenerasi burung maleo sendiri sangan lambat,jika telur-telur burung maleo di Morowali tidak ditetaskan minimal 30 % persen setiap tahunnya dapat dipastikan kepunahan Burung ini hanya menunggu sekitar 3 atau 4 tahun saja.


Maleo hidup di hutan hujan tropis Sulawesi dan menimbun telurnya di tanah yang hangat atau di pantai yang terpapar panas matahari. Masyarakat lokal mengumpulkan telur untuk dikonsumsi, diperdagangkan, dan dijadikan cendera mata.
Burung maleo


ada yang unik dengan burung ini, setelah mengeluarkan telur burung imut nyaris punah ini,biasanya langsung pingsan beberapa detik kemudian siuman,lalu menguburkan telurnya di dalam pasir sebagai kamuflase atau penyamaran biar tidak mudah ditemukan,sayangnya, manusia lebih pintar dari seekor burung lemah ini,dengan pengalaman mereka,para penggali telur mudah menemukan timbunan telur ini,akankah maleo terus beregenerasi. tanyakan pada kepedulian anda sendiri.

oleh karena itu saya mengajak seluruh lapisan masyarakat,khususnya yang berdiam di sekitar penangkaran satwa maleo ini (Kab. Morowali) untuk menolak memperjual belikan telur ini secara Massal,jika perlakuan buruk terhadap burung ini tetap berlanjut terus menerus, dapat dipastikan cerita tentang maleo hanyalah kisah sejarah dan hikayat di masa  depan.To peta asan safa tumadehakono inianto (marilah kita satu hati bangun daerah kita)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL SEJARAH TARIAN TRADISI MASYARAKAT BUNGKU “L U M I N D A”

Dunui Makanan Khas Masyarakat Bungku

Kerajinan Gerabah tanah Bungku Morowali