Benarkah Aksi terorisme adalah Aqidah dan Manhaj Dalam Islam???

Oleh Al-Ustadz Qomar ZA, Lc
Seperti kita ketahui bersama, dalam kurun enam tahun belakangan ini, negeri kita diguncang sejumlah aksi teroris. Yang paling akhir (semoga memang yang terakhir), adalah bom di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu, disusul dengan peristiwa-peristiwa yang membuntutinya. Peristiwa-peristiwa itu menyisakan banyak efek negatif yang menyedihkan bagi kaum muslimin. Betapa tidak. Kaum muslimin yang merupakan umat yang cinta damai kemudian tercitrakan menjadi kaum yang suka melakukan kekerasan.
Kondisi ini diperparah dengan munculnya narasumber-narasumber dadakan. Di antara mereka ada yang membenarkan “aksi heroik” para teroris ini. Sedangkan yang lain beranggapan bahwa semua orang yang berpenampilan mengikuti sunnah sebagai orang yang sekomplotan dengan para teroris tersebut. Tak ayal, sebagian orang yang bercelana di atas mata kaki pun jadi sasaran kecurigaan, ditambah dengan cambangnya yang lebat dan istrinya yang bercadar. Padahal, bisa jadi hati kecil orang yang berpenampilan mengikuti sunnah tersebut mengutuk perbuatan para teroris yang biadab itu dengan dasar dalil-dalil yang telah sahih dalam syariat.
Oleh karena itu, kami terpanggil untuk sedikit memberikan penjelasan seputar masalah ini, mengingat betapa jeleknya akibat dari aksi-aksi teror tersebut. Di mana aksi-aksi tersebut telah memakan banyak korban, baik jiwa maupun harta benda, sesuatu yang tak tersamarkan bagi kita semua.
Nah, darimanakah teror fisik ini muncul, sehingga berakibat sesuatu yang begitu kejam dan selalu mengancam? Tak lain teror fisik ini hanyalah buah dari sebuah teror pemikiran yang senantiasa bercokol pada otak para aktor teror tersebut, yang akan terus membuahkan kegiatan selama teror pemikiran tersebut belum hilang.

Apa yang dimaksud dengan teror pemikiran? Tidak lain, keyakinan bahwa sebagian kaum muslimin telah murtad dan menjadi kafir, khususnya para penguasa. Bahkan di antara penganut keyakinan ini ada yang memperluas radius pengkafiran itu tidak semata pada para penguasa, baik pengkafiran itu dengan alasan tidak berhukum dengan hukum Allah atau dengan alasan telah berloyal kepada orang kafir, atau dalih yang lain. Demikian mengerikan pemikiran dan keyakinan ini sehingga pantaslah disebut sebagai teror pemikiran. Keyakinan semacam ini di masa lalu dijunjung tinggi oleh kelompok sempalan yang disebut dengan Khawarij.
Dengan demikian, teror pemikiran inilah yang banyak memakan korban. Dan ketahuilah, korban pertama sebelum orang lain adalah justru para pelaku bom bunuh diri tersebut. Mereka terjerat paham yang jahat dan berbahaya ini, sehingga mereka menjadi martir yang siap menerima perintah dari komandannya dalam rangka memerangi “musuh” (versi mereka). Lebih parah lagi, mereka menganggapnya sebagai jihad yang menjanjikan sambutan bidadari sejak saat kematiannya. Keyakinan semacam inilah yang memompa mereka untuk siap menanggung segala risiko dengan penuh sukacita. Sehingga berangkatlah mereka, dan terjadilah apa yang terjadi…
Benarkah mereka disambut bidadari setelah meledaknya tubuh mereka hancur berkeping-keping dengan operasi bom bunuh diri tersebut? Jauh panggang dari api! Bagaimana dikatakan syahid, sementara ia melakukan suatu dosa besar yaitu bunuh diri! Kita tidak mendahului keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita hanya menghukuminya secara zhahir (lahir) berdasarkan kaidah hukum, tidak boleh bagi kita memastikan bahwa seseorang itu syahid dengan segala konsekuensinya. Bahkan berbagai hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mencela Khawarij dan mengecam bunuh diri lebih tepat diterapkan kepada mereka. Oleh karena itulah, saya katakan: Mereka adalah korban pertama kejahatan paham Khawarij sebelum orang lain.
Tolong hal ini direnungi dan dipahami. Terutama bagi mereka yang ternodai oleh paham ini. Selamatkan diri kalian. Kasihanilah diri kalian, keluarga kalian, dan umat ini. Kalian telah salah jalan. Bukan itu jalan jihad yang sebenarnya. Segeralah kembali sebelum ajal menjemput. Sebelum kalian menjadi korban berikutnya. Teman-teman seperjuangan dan juga ustadz kalian tidak akan dapat menolong kalian dari hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masing-masing akan mempertanggungjawabkan amalnya sendiri:
وَكُلُّهُمْ آَتِيهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَرْدًا (95)  [مريم/95]
Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri. (Maryam: 95)
Sekadar itikad baik tidaklah cukup. Itikad baik haruslah berjalan seiring dengan cara yang baik.
Kami goreskan tinta dalam lembar-lembar yang singkat ini, dengan tujuan agar semua pihak mendapatkan hidayah. Barangkali masih ada orang yang sudi membaca dan merenungkannya dengan penuh kesadaran. Juga agar semua pihak dapat bersikap dengan benar dan baik. Sekaligus ini sebagai pernyataan sikap kami, karena kami pun menuai getah dari aksi teror tersebut.
Taat kepada pemerintah dalam hal yang baik
Kaum muslimin harus meyakini tentang wajibnya taat kepada pemerintah dalam perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا (59) [النساء/59]
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa: 59)
Ulil Amri adalah para ulama dan para umara’ (para penguasa), sebagaimana disebutkan oleh Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya. (Tafsir Al-Quranil Azhim, 1/530)
Seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bernama Al-Irbadh Radhiyallah ‘anhu mengatakan:
صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللهِ n ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا؟ فَقَالَ: أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam shalat mengimami kami, lalu beliau menghadapkan wajahnya kepada kami seraya memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang sangat mengena. Air mata berderai dan qalbu pun bergoncang karenanya. Maka seseorang mengatakan: “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan. Lalu apa wasiat anda kepada kami?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, mendengar dan taat (kepada penguasa) sekalipun dia seorang budak sahaya dari Habasyah (sekarang Ethiopia, red.). Karena siapa saja yang hidup sepeninggalku, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka tetaplah kalian pada sunnahku dan sunnah (tuntunan) para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpeganglah dengannya dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian, serta jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang baru (dalam Islam), karena segala yang baru tersebut adalah bidah dan segala yang bidah adalah kesesatan. (Shahih, HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan yang lain)
Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan pada majalah Asy Syariah Vol. I/05.
Berlepas diri dari aksi teror
Kaum muslimin harus berlepas diri dari aksi-aksi teroris, karena aksi-aksi tersebut bertolak belakang dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya sebagai rahmat bagi alam semesta sebagaimana dalam firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107) [الأنبياء/107]
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al-Anbiya: 107)
Beliau adalah seorang nabi yang sangat memiliki kasih sayang dan kelembutan sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (128) [التوبة/128]
Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah: 128)
Dalam sebuah riwayat dari Atha’ bin Yasar, ia berkata: Aku berjumpa dengan Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallah ‘anhuma maka aku pun mengatakan:
أَخْبِرْنِي عَنْ صِفَةِ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فِي التَّوْرَاةِ. فَقَالَ: أَجَلْ، وَاللهِ إِنَّهُ لَمَوْصُوفٌ فِي التَّوْرَاةِ بِصِفَتِهِ فِي الْقُرْآنِ: يا أَيُّهَا النبي إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً وَحِرْزاً لِلْأُمِّيِّينَ وَأَنْتَ عَبْدِي وَرَسُوْلِي سَمَّيْتُكَ الْمُتَوَكِّلَ لَسْتَ بِفَظٍّ وَلاَ غَلِيظٍ وَلاَ سَخَّابٍ بِالْأَسْوَاقِ. قَالَ يُونُسُ: وَلاَ صَخَّابٍ فِي الْأَسْوَاقِ وَلاَ يَدْفَعُ السَّيِّئَةَ بِالسَّيِّئَةِ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَغْفِرُ وَلَنْ يَقْبِضَهُ حَتَّى يُقِيمَ بِهِ الْمِلَّةَ الْعَوْجَاءَ بِأَنْ يَقُولُوا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ فَيَفْتَحُ بِهَا أَعْيُناً عُمْياً وَآذَاناً صُمًّا وَقُلُوباً غُلْفاً
“Kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam kitab Taurat.” Beliau menjawab: “Ya, demi Allah, beliau disifati dalam kitab Taurat seperti beliau disifati dalam Al-Qur’an: Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, sebagai pembawa berita gembira, sebagai pemberi peringatan, sebagai pelindung bagi kaum yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku. Aku menamaimu Al-Mutawakkil (orang yang bertawakkal). Engkau bukanlah orang yang kasar tutur katamu, bukan pula kaku tingkah lakumu, bukan orang yang suka berteriak-teriak di pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi justru memaafkan dan mengampuni kesalahan. Allah tidak akan mewafatkannya hingga Allah meluruskan dengannya agama yang bengkok, dengan orang-orang mengucapkan La Ilaha illallah. Dengan kalimat itu ia membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan qalbu yang tertutup. (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2018, Ahmad dalam kitab Musnad, dan yang lain)
Bahkan dalam kondisi perang melawan orang kafir sekalipun, masih nampak sifat kasih sayang beliau. Sebagaimana pesan beliau kepada para komandan pasukan perang yang diriwayatkan oleh Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا أَمَّرَ أَمِيرًا عَلَى جَيْشٍ أَوْ سَرِيَّةٍ أَوْصَاهُ فِي خَاصَّتِهِ بِتَقْوَى اللهِ وَمَنْ مَعْهُ مِنَ الْمُسْلِمِينَ خَيْرًا، ثُمَّ قَالَ: اغْزُوا بِاسْمِ اللهِ، في سَبِيلِ اللهِ، قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللهِ، اغْزُوا وَلَا تَغُلُّوا وَلَا تَغْدِرُوا وَلَا تَمْثُلُوا وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيدًا وَإِذَا لَقِيتَ عَدُوَّكَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ فَادْعُهُمْ إِلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ -أَوْ خِلَالٍ- فَأَيَّتُهُنَّ مَا أََجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ، فَإِنْ أَجَابُوكَ فَاقْبَلْ مِنْهُمْ وَكُفَّ عَنْهُمْ…
Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila menetapkan seorang komandan sebuah pasukan perang yang besar atau kecil, beliau berpesan kepadanya secara khusus untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbuat baik kepada kaum muslimin yang bersamanya, lalu beliau mengatakan: Berperanglah dengan menyebut nama Allah, di jalan Allah. Perangilah orang yang kafir terhadap Allah. Berperanglah, jangan kalian melakukan ghulul (mencuri rampasan perang), jangan berkhianat, jangan mencincang mayat, dan jangan pula membunuh anak-anak. Bila kamu berjumpa dengan musuhmu dari kalangan musyrikin, maka ajaklah kepada tiga perkara. Mana yang mereka terima, maka terimalah dari mereka dan jangan perangi mereka. Ajaklah mereka kepada Islam, kalau mereka terima maka terimalah dan jangan perangi mereka…” (Shahih, HR. Muslim)
Dalam riwayat Ath-Thabarani (Al-Mujam Ash-Shaghir no. hadits 340):
وَلاَ تَجْبُنُوْا، وَلَا تَقْتُلُوا وَلِيْدًا، وَلاَ امْرَأةً، وَلاَ شَيْخًا كَبِيْرًا
Jangan kalian takut, jangan kalian membunuh anak-anak, jangan pula wanita, dan jangan pula orang tua.
Islam bahkan tidak membolehkan membunuh orang kafir kecuali dalam satu keadaan, yaitu manakala dia sebagai seorang kafir harbi (yang memerangi muslimin). Allah l berfirman:
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9) [الممتحنة/8، 9]
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al-Mumtahanah: 8-9)
Adapun jenis kafir yang lain, semacam kafir dzimmi yaitu orang kafir yang hidup di bawah kekuasaan dan jaminan penguasa muslim, atau kafir muahad yaitu seorang kafir yang memiliki perjanjian keamanan dengan pihak muslim, atau kafir mustamin yaitu yang meminta perlindungan keamanan kepada seorang muslim, atau sebagai duta pihak kafir kepada pihak muslim, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang membunuh mereka. Bahkan mereka dalam jaminan keamanan dari pihak pemerintah muslimin.
Kaum muslimin berlepas diri dari aksi-aksi teror tersebut, karena aksi-aksi tersebut mengandung pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran agama Islam yang mulia. Di antaranya:
1.   Membunuh manusia tanpa alasan dan cara yang benar
2.   Menumbuhkan rasa ketakutan di tengah masyarakat
3.   Merupakan sikap memberontak kepada penguasa muslim yang sah
4.   Menyelewengkan makna jihad fi sabilillah yang sebenarnya
5.   Membuat kerusakan di muka bumi
6.   Merusak harta benda
7.   Terorisme Khawarij adalah bid’ah, alias perkara baru yang diada-adakan dalam agama, sehingga merupakan kesesatan.
Dan berbagai pelanggaran agama yang lainnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (29) وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ عُدْوَانًا وَظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيهِ نَارًا وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (30) [النساء/29، 30]
Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (An-Nisa: 29-30)
Janganlah membunuh diri kalian, yakni janganlah sebagian kalian membunuh yang lain. Karena sesama kaum muslimin itu bagaikan satu jiwa. (Lihat Tafsir As-Sadi)
إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (33) [المائدة/33]
Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari negeri (tempat tinggalnya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al-Maidah: 33)
Makna memerangi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah menentang dan menyelisihi. Kata ini tepat diberikan pada perkara kekafiran, merampok di jalan, dan membuat ketakutan pada perjalanan manusia. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/50)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
شِرَارُ أَئِمَّتِكُمُ الَّذِيْنَ تُبْغِضُوْنَهُمْ وَيُبْغِضُوْنَكُمْ وَتَلْعَنُوْنَهُمْ وَيَلْعَنُوْنَكُمْ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ؟ فَقَالَ: لاَ، مَا أَقَامُوْا فِيْكُمُ الصَّلاَةَ، وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلاَتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُوْنَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلاَ تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membencinya dan mereka membenci kalian, yang kalian melaknatinya dan mereka melaknati kalian. Dikatakan kepada beliau: Wahai Rasulullah, tidakkah kita melawannya dengan pedang (senjata)? Beliau mengatakan: Jangan, selama mereka mendirikan shalat di tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat pada pemimpin kalian sesuatu yang kalian benci maka bencilah perbuatannya dan jangan kalian cabut tangan kalian dari ketaatan. (Shahih, HR. Muslim)
Dari Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata:
حَدَّثَنَا أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memberitahukan kepada kami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: Tidak halal bagi seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain. (Shahih, HR. Abu Dawud)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
كَانَ يَنْهَى عَنْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةِ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
Adalah Rasulullah melarang dari katanya dan katanya, banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta. (Shahih, HR. Al-Bukhari dari sahabat Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallah ‘anhu )
Ideologi Teroris Khawarij
Mengapa kami memberi embel-embel kata teroris dengan kata Khawarij? Karena, kata teroris secara mutlak memiliki makna yang luas. Aksi teror telah dilakukan oleh banyak kalangan, baik yang mengatasnamakan Islam ataupun non-Islam, semacam yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap bangsa Palestina pada masa kini, dan semacam yang dilakukan oleh Sekutu terhadap bangsa Jepang dalam peristiwa pengeboman Nagasaki dan Hiroshima di masa lalu. Sehingga dengan penambahan kata “Khawarij” di belakang kata teroris, akan mempersempit pembahasan kita. Pembahasan kita hanya tentang orang-orang yang melakukan aksi-aksi teror di negeri kita akhir-akhir ini yang mengatasnamakan Islam atau mengatasnamakan jihad. Adapun Khawarij, merupakan sebuah kelompok sempalan yang menyempal dari Ash-Shirathul Mustaqim (jalan yang lurus) dengan beberapa ciri khas ideologi mereka.
Mengapa kami menyebutnya ideologi? Karena mereka memiliki sebuah keyakinan yang hakikatnya bersumber dari sebuah ide. Maksud kami, sebuah penafsiran akal pikiran yang keliru terhadap nash (teks) Al-Qur’an atau Al-Hadits. Dari sinilah kemudian mereka menyempal. Sekali lagi, hal ini terjadi akibat penafsiran yang salah terhadap Al-Qur’an dan Al-Hadits, bukan akibat penafsiran yang apa adanya, yang menurut sebagian orang kaku atau “saklek, dan tidak pantas dikatakan sebagai salah satu bentuk ijtihad dalam penafsiran Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Sehingga, ideologi mereka sama sekali tidak bisa disandarkan kepada Islam yang benar. Demikian pula aksi-aksi teror mereka sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan ajaran Islam yang mulia nan indah ini. Bahkan Islam berlepas diri dari mereka. Lebih dari itu, Islam justru sangat mengecam mereka, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut mereka sebagai anjing-anjing penghuni neraka seperti dalam hadits berikut ini:
كِلاَبُ أَهْلِ النَّارِ، خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوْهُ
(Mereka) adalah anjing-anjing penghuni neraka. Sebaik-baik korban adalah orang yang mereka bunuh. (Shahih, HR. Ahmad dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Lihat Shahih Al-Jami no. 3347)
Para teroris Khawarij yang ada sekarang ini adalah salah satu mata rantai dari kaum Khawarij yang muncul sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam . Ketika itu, para sahabat masih hidup. Merekalah orang-orang yang memberontak kepada Khalifah Utsman bin ‘Affan Radhiyallah ‘anhu dan membunuhnya. Mereka jugalah yang membunuh Khalifah Ali bin Abu Thalib Radhiyallah ‘anhu. Sekte ini terus berlanjut, turun-temurun diwarisi oleh anak cucu penyandang ideologi Khawarij sampai pada masa ini, yang ditokohi oleh Usamah bin Laden (yang telah diusir dari Kerajaan Saudi Arabia karena pemikirannya yang berbahaya), Al-Mis’ari, Sa’ad Al-Faqih, dan tokoh-tokoh lainnya. Mereka bersama Al-Qaedahnya telah melakukan aksi-aksi teror di Saudi Arabia, bahkan di wilayah Makkah dan Madinah, sehingga menyebabkan kematian banyak orang, baik dari kalangan sipil maupun militer. Karenanya, pemerintah Saudi Arabia beserta para ulamanya (yaitu) anak cucu murid-murid Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memberantas mereka. Sehingga para teroris Khawarij tersebut -termasuk yang ada di negeri ini- sangat benci kepada pemerintah kerajaan Saudi Arabia, dan ini menjadi salah satu ciri mereka.
Coba perhatikan, siapakah korban aksi teror mereka? Bukankah kaum muslimin? Perhatikanlah bahwa kaum muslimin juga menjadi target operasi mereka. Ya, walau awalnya mereka berdalih memerangi orang kafir, tapi pada akhirnya musliminlah yang menjadi sasaran mereka dan justru mereka akan lebih sibuk memerangi kaum muslimin. Sungguh benar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ الْأَوْثَانِ
Mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sehingga kami memohon kepada segenap kaum muslimin agar tidak mengaitkan aksi teror mereka dengan ajaran Islam yang mulia, yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pembawa rahmat. Mereka sangat jauh dari Islam, Islam pun berlepas diri dari mereka. Jangan termakan oleh opini yang sangat dipaksakan untuk mengaitkan aksi-aksi itu dengan Islam. Opini semacam ini hanyalah muncul dari seseorang yang tidak paham terhadap ajaran Islam yang sesungguhnya dan tidak paham jati diri para teroris Khawarij tersebut, atau muncul dari orang-orang kafir ataupun muslim yang mengail di air keruh, yang sengaja menggunakan momentum ini untuk menyudutkan Islam dan muslimin, semacam yang dilakukan pelukis karikatur terlaknat dari Denmark beberapa tahun silam.
Mungkin muncul pertanyaan, “Mengapa teroris Khawarij memerangi muslimin?” Jawabannya, bermula dari penyelewengan makna terhadap ayat:
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (44) [المائدة/44]
Barangsiapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka mereka adalah orang-orang kafir. (Al-Maidah: 44)
Kemudian, vonis brutal kepada banyak pihak sebagai kafir. Berikutnya, serampangan dalam memahami dan menerapkan dalil-dalil tentang larangan terhadap seorang muslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan bahwa banyak muslimin sekarang, baik pemerintah secara khusus maupun rakyat sipil secara umum, telah berloyal kepada orang-orang kafir. Konsekuensinya, mereka tidak segan-segan menganggap banyak muslimin sebagai orang kafir. Semua itu berujung kepada tindakan teror yang mereka anggap sebagai jihad fi sabilillah.
Sebuah pemahaman yang sangat dangkal. Tidak sesederhana itu menghukumi seorang muslim sebagai kafir, disebabkan si muslim tersebut tidak berhukum dengan hukum Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak sesederhana itu menghukumi seorang muslim sebagai kafir, disebabkan si muslim tersebut loyal kepada orang kafir. Karena loyal itu bertingkat-tingkat, dan sebabnya pun bermacam-macam. Loyal yang jelas membuat seseorang menjadi kafir adalah bila loyalnya karena cinta atau ridha kepada agama si kafir tersebut. Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan masalah takfir ini pada Asy Syariah Vol.I/08/1425 H/ 2004.
Mengidentifikasi teroris Khawarij
Kami merasa perlu untuk membahas secara singkat tentang ciri-ciri teroris Khawarij, karena kami melihat telah terjadi salah kaprah dalam hal ini. Kami memandang bahwa tidak tepat bila seseorang menilai orang lain sebagai teroris atau sebagai orang yang terkait dengan jaringan teroris, ataupun mencurigainya hanya berdasarkan dengan penampilan lahiriah (luar) semata.
Pada kenyataannya, para pelaku teror tersebut selalu berganti-ganti penampilan. Bahkan terkadang mereka cenderung memiliki penampilan yang akrab dengan masyarakat pada umumnya untuk menghilangkan jejak mereka. Lihatlah gambar-gambar Imam Samudra cs sebelum ditangkap. Sehingga, penampilan lahiriah -baik penampilan ala masyarakat pada umumnya atau penampilan agamis- akan selalu ada yang menyerupai mereka. Berdasarkan hal ini, penampilan lahiriah semata tidak bisa menjadi tolok ukur. Tatkala para teroris tersebut memakai topi pet, celana panjang, kaos serta mencukur jenggot, kita tidak bisa menjadikan hal-hal ini sebagai ciri teroris. Tidak boleh bagi kita untuk menilai orang yang serupa dengan mereka dalam cara berpakaian ini sebagai anggota mereka.
Demikian pula sebaliknya. Ketika para teroris itu berpenampilan Islami dengan memelihara jenggot, memakai celana di atas mata kaki, memakai gamis, dan istrinya bercadar, kita juga tidak bisa menjadikan penampilan ini sebagai ciri teroris. [1] Tidak boleh pula bagi kita untuk menilai orang yang berpakaian seperti mereka ini sebagai anggota jaringan mereka. Faktor pendorong orang-orang untuk berpenampilan agamis adalah karena hal itu merupakan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam -terlepas dari perbedaan pendapat para ulama dalam hal cadar, apakah itu wajib atau sunnah-. Semua itu tak ubahnya ajaran agama Islam yang lain semacam shalat, puasa, dan lain sebagainya. Mereka para teroris Khawarij juga shalat dan berpuasa bahkan mungkin melakukannya dengan rajin dan penuh semangat. Lalu apakah kita akan menilai shalat dan puasa sebagai ciri teroris? Sehingga kita akan menuduh orang yang shalat dan puasa sebagai anggota jaringan teroris? Tentu tidak. Begitu pula jenggot dan cadar. Hal yang seperti ini hendaknya direnungkan.
Maka kami mengingatkan diri kami dan semua pihak dengan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا (58) [الأحزاب/58]
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (Al-Ahzab: 58)
Akan tetapi, di antara cara mengidentifikasi teroris Khawarij bisa dilakukan dengan hal-hal berikut ini:
1.   Mereka memiliki pertemuan-pertemuan rahasia, yang tidak dihadiri kecuali oleh orang-orang khusus.
2.   Mereka akan menampakkan kebencian terhadap penguasa muslim. Dalam pertemuan-pertemuan khusus, mereka tak segan-segan menganggap para penguasa muslim tersebut sebagai orang kafir.
3.   Mereka akan menampakkan pujian-pujian terhadap para tokoh-tokoh Khawarij masa kini, semacam Usamah bin Laden  dan yang sejalan dengannya.
4.   Mereka gandrung terhadap buku-buku hasil karya tokoh-tokoh tersebut, juga buku-buku tokoh pergerakan semacam Sayyid Quthub, Salman Al-‘Audah, Fathi Yakan, Hasan Al-Banna, Said Hawwa, dan yang sejalan dengan mereka.
Ini semua sebatas indikasi yang mengarah kepada terorisme. Untuk memastikannya, tentu perlu kajian  lebih lanjut terhadap yang bersangkutan.
Tidak boleh melindungi teroris Khawarij
Kami meyakini bahwa melindungi teroris Khawarij atau para pelaku kejahatan yang lain merupakan salah satu dosa besar yang bisa menyebabkan seseorang menuai laknat. Sebagaimana diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallah ‘anhu, beliau berkata:
مَا عِنْدَنَا شَيْءٌ إِلَّا كِتَابُ اللهِ وَهَذِهِ الصَّحِيفَةُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم : الْمَدِينَةُ حَرَمٌ مَا بَيْنَ عَائِرٍ إِلَى كَذَا، مَنْ أَحْدَثَ فِيْهَا حَدَثًا أَوْ آوَى مُحْدِثًا فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لَا يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلَا عَدْلٌ
Kami tidak memiliki sesuatu kecuali kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan lembaran ini yang berasal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : Madinah adalah tanah suci antara gunung A-ir sampai tempat ini; Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang baru (dalam agama) atau melindungi orang yang jahat, maka laknat Allah atasnya, laknat para malaikat dan manusia seluruhnya, tidak diterima darinya tebusan maupun taubat. (Shahih, HR. Al-Bukhari)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ، وَلَعَنَ اللهُ مَنْ آوَى مُحْدِثًا، وَلَعَنَ الله مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ، وَلَعَنَ الله مَنْ غَيَّرَ الْمَنَارَ
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang melindungi penjahat, Allah melaknat orang yang mencaci kedua orangtuanya, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah. (Shahih, HR. Muslim)
Membenarkan upaya pemberantasan terorisme
Kaum muslimin juga membenarkan secara global upaya pemberantasan terorisme, karena aksi teror adalah perbuatan yang mungkar. Sementara, di antara prinsip agama Islam yang mulia ini adalah amar maruf dan nahi munkar, yaitu memerintahkan kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar. Sehingga, masyarakat secara umum terbebani kewajiban ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Untuk itu, sudah semestinya seluruh elemen masyarakat bahu-membahu memberantas terorisme ini dengan cara yang benar, sesuai dengan bimbingan Islam.
Di antara salah satu upayanya adalah memberikan penjelasan yang benar tentang ajaran agama Islam, jauh dari pemahaman yang melampaui batas dan juga tidak menggampang-gampangkan sehingga lebih dekat kepada pemahaman liberalisme dalam agama. Akan tetapi tepat dan benar, sesuai yang dipahami para sahabat di antaranya adalah sahabat ‘Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abu Thalib Radhiyallah ‘anhu (yang menjadi korban paham Khawarij yang menyimpang dari pemahaman para sahabat). Karena para sahabat adalah orang yang paling memahami ajaran agama ini setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Lebih khusus pemahaman tentang jihad, dengan pemahaman yang tidak ekstrem sebagaimana kelompok Khawarij dan tidak pula menyepelekan sebagaimana kelompok Liberal. Namun dengan pemahaman yang mengacu kepada jihad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya serta bimbingan para ulama yang mengikuti jejak mereka.
Demikian pula tentang kewajiban rakyat terhadap pemerintah, baik ketika pemerintah itu adil atau ketika tidak adil. Tetap taat kepadanya dalam perkara yang baik dan bersabar atas kekejamannya.
Juga bagaimana tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam menasihati penguasa ketika penguasa itu salah, zalim, dan tidak adil, yaitu menyampaikan nasihat dengan cara yang tepat tanpa mengandung unsur provokasi yang membuat rakyat semakin benci terhadap pemerintahnya. (lihat majalah Asy Syariah Vol. I/05/1424 H/2004)
Kemudian memahami klasifikasi orang kafir, serta hukum terhadap masing-masing jenis. Karena, tidak bisa pukul rata (Jawa: gebyah uyah, red.) bahwa semua jenis orang kafir boleh atau harus dibunuh.
Juga memahami betapa besarnya nilai jiwa seorang muslim di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga tidak bermudah-mudah dalam melakukan perbuatan yang menjadi sebab melayangnya nyawa seorang muslim.
Memahami pula kapan seseorang dihukumi tetap sebagai muslim dan kapan dihukumi sebagai orang kafir; dengan pemahaman yang benar, tanpa berlebihan atau menyepelekan, serta memahami betapa bahayanya memvonis seorang muslim sebagai orang kafir.
Selanjutnya memahami betapa jeleknya seorang Khawarij sebagaimana tertera dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Dan terakhir, memahami pula bahwa bom bunuh diri hukumnya haram dan merupakan dosa besar, walaupun sebagian orang berusaha menamainya dengan bom syahid untuk melegitimasi operasi tak berperikemanusiaan tersebut.
Tentunya, rincian masalah ini menuntut pembahasan yang cukup panjang. Bukan pada lembaran-lembaran yang ringkas ini. Namun apa yang disebutkan cukup menjadi isyarat kepada yang lebih rinci.
Penutup
Kami ingatkan semua pihak, bahwa munculnya aksi teroris Khawarij ini merupakan ujian bagi banyak pihak. Di antaranya:
Pihak pertama, orang-orang yang berkeinginan untuk menjadi baik dan mulai menapaki jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka menyadari pentingnya berpegang teguh dengan ajaran-ajaran beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mulia nan indah. Mereka menyadari betapa bahayanya arus globalisasi yang tak terkendali terhadap ajaran Islam yang benar. Mereka berusaha mengamalkan ajaran Islam pada diri dan keluarga mereka untuk melindungi diri mereka sehingga tidak terkontaminasi oleh berbagai kerusakan moral bahkan aqidah, sekaligus melindungi diri dan keluarga mereka dari api neraka di hari akhirat, dalam rangka mengamalkan firman Allah l:
يا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (6) [التحريم/6]
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)
Pihak ini menjadi korban aksi teroris. Karena para teroris dengan aksi mereka, telah mencoreng Islam di mata masyarakat yang luas, sehingga pihak ini menuai getah dari aksi para teroris tersebut. Pihak ini akhirnya dicurigai oleh masyarakat sebagai bagian dari jaringan teroris hanya karena sebagian kemiripan pada penampilan luar, padahal aqidah dan keyakinan mereka sangat jauh dan bertentangan. Sehingga celaan, cercaan, sikap dingin, diskriminasi bahkan terkadang intimidasi (ancaman) dari masyarakat kepada mereka pun tak terelakkan. Maka kami nasihatkan kepada pihak ini untuk bersabar dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala kesulitan yang mereka dapatkan. Janganlah melemah, tetaplah istiqamah. Jadikan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai tujuan. Ingatlah pesan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :
قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ فَاسْتَقِمْ
Katakan: Aku beriman kepada Allah lalu istiqamahlah. (Shahih, HR. Muslim dari sahabat Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallah ‘anhu)
Pihak kedua, adalah orang awam pada umumnya. Tak sedikit dari mereka ber-suuzhan (buruk sangka) kepada pihak pertama karena adanya aksi-aksi teror tersebut. Mereka memukul rata tanpa membedakan. Bahkan lebih parah dari itu, aksi teror tersebut memunculkan fobi terhadap Islam pada sebagian mereka, kecurigaan kepada setiap orang yang mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan keislaman. Bahkan mungkin sebagian orang curiga terhadap Islam itu sendiri. Ya Allah, hanya kepada Engkaulah kami mengadu. Betapa bahayanya kalau kecurigaan itu sudah sampai pada agama Islam itu sendiri, sementara Islam berlepas diri dari kejahatan ini. Tak pelak, tentu hal ini akan menumbuhkan rasa takut dan khawatir untuk mendalami ajaran Islam dan untuk lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai amalan ibadah.
Nasihat kami kepada pihak ini, janganlah salah dalam menyikapi masalah ini, sehingga menghalanginya untuk lebih mendalami Islam dan lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pelajarilah Islam dengan benar, ikuti jejak para As-Salafush Shalih, para sahabat, serta menjauhi pemahaman ekstrem Khawarij dan menjauhi paham liberalisme serta inklusivisme yang bermuara pada kebebasan yang luas dalam memahami ajaran agama. Dengan cara ini, insya Allah mereka akan dapat menilai mana yang benar dan mana yang salah. Jalan pun menjadi terang baginya sehingga dia tidak akan salah dalam menentukan sikap dan tidak terbawa oleh arus.
Pihak ketiga, anak-anak muda yang punya antusias terhadap agama. Aksi teroris, penangkapan para teroris, dan berbagai berita yang bergulir dan tak terkendali, juga merupakan ujian buat mereka. Berbagai macam sikap tentu muncul darinya, antara pro dan kontra. Kami nasihatkan kepada mereka agar bisa bersikap adil dalam menilai. Jangan berlebihan dalam bersikap. Jangan menilai sesuatu kecuali berdasarkan ilmu, baik ilmu agama yang benar yang menjadi barometer dalam menilai segala sesuatu, maupun ilmu (baca: pengetahuan) terhadap hakikat segala yang terjadi. Lalu terapkanlah barometer tersebut pada hakikat realita yang terjadi. Jangan terbawa emosi karena larut dalam perasaan yang dalam.
Sebagaimana kami nasihatkan kepada anak-anak muda yang bersemangat dalam menjunjung nilai-nilai Islam, agar mereka tidak salah memilih jalan mereka. Ada 73 jalan yang berlabel Islam di hadapan anda. Masing-masing jalan akan mempersunting anda untuk menjadi anggota keluarganya. Bila tidak berhati-hati, anda akan menjadi anggota keluarga penghuni neraka. Karenanya, ikutilah petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam menentukan jalan di tengah-tengah perselisihan yang banyak. Ikuti Sunnah Nabi dan para Khulafa’ur-rasyidin. Jauhilah bid’ah. Ingatlah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang lalu di awal pembahasan ini.
Demikian apa yang bisa kami sumbangkan kepada Islam dan muslimin serta umat secara umum terkait masalah ini. Kami memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal kami. Ampunan-Nya senantiasa kami mohon, sampai kami berjumpa dengan-Nya pada hari yang harta dan anak sudah tidak lagi bermanfaat padanya, kecuali mereka yang datang kepada-Nya dengan qalbu yang bersih.
Amin…
Catatan kaki:
[1] Perlu diketahui bahwa penampilan seperti itu sebenarnya merupakan cara penampilan yang dituntunkan dalam syariat dan dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad n, serta diamalkan oleh para sahabat dan para salafush shalih, serta para ulama Ahlus Sunnah yang mulia. Jadi, sebenarnya itu merupakan ciri-ciri seorang muslim yang berpegang teguh dengan agamanya. Sepantasnya seorang muslim berpenampilan dengan penampilan seperti itu. Namun para teroris Khawarij tersebut telah menodai ciri-ciri yang mulia ini, dengan mereka terkadang berpenampilan dengan penampilan tersebut. Sehingga sampai-sampai kaum muslimin sendiri tidak mau berpenampilan dengan penampilan Islami seperti di atas, karena beranggapan bahwa penampilan tersebut adalah penampilan teroris. Nyata-nyata para teroris Khawarij tersebut telah membuat jelek Islam dari segala sisi!

is it true that terrorism is the aqidah action and manhaj in islam
by Ustadz qomar suai'dy
as we all know,in the next six years, our country was rocked by a number of terrorist acts. Most end (hopefully it last), is a bomb at the JW Marriott and Ritz Carlton some time ago, followed by the events that followed. The events that left many negative effects that sad for the Muslims. Imagine. The Muslims who are peace-loving people then tercitrakan become a people who love to do violence.
This condition is exacerbated by the emergence of resource-speakers impromptu. Among them was a confirmed "heroic action" these terrorists. While others assume that all people who look to follow the sunnah as being conspirators with the terrorists. No doubt, some people who wear above the ankle also became targets of suspicion, coupled with a bushy beard and his wife are veiled. In fact, it could be the small hearts of people who look to follow the Sunnah condemn the barbaric acts of the terrorists was the basis of the arguments that have been valid in the Shari'a.
Therefore, we are called to give a little explanation about this problem, considering how ugly a result of these terrorist acts. Where these actions has taken many casualties, both life and property, something that is not obscured for us all.
Well, Where physical terror occurs, resulting in something so cruel and always threatening? No other physical terror is only the fruit of a terror of thinking that always entrenched in the brains of the actors of terror, which will continue to produce activity during the terror of thinking has not disappeared.

What is the terror of thinking? No other, the belief that some Muslims have become apostates and infidels, especially the authorities. Even among the adherents of this belief there is an expanding radius pengkafiran was not solely on the authorities, either on the grounds pengkafiran not arbitrate with God's law or by reason has berloyal to the heathen, or the other pretext. So horrible thoughts and beliefs are so-called terror is worth thinking. Such belief in the past upheld by a splinter group called the Khawarij.
Thus, the terror of thinking this is what a lot of casualties. And know, the first victim before another person is in fact the suicide bomber. They were caught in an evil and dangerous understand this, so they became martyrs who are ready to take orders from the commander in order to combat the "enemy" (their version). Worse yet, they regard it as a promising welcome angel jihad since the time of his death. Such belief is that pumping them to be ready to bear all the risk with great joy. So off they went, and there was what happened ...
Is it true that they welcomed an angel after the explosion of their bodies shattered by the suicide bombing operation? Far from the truth! How to say a martyr, while he did a great sin that is suicide! We do not precede God's decision Subhanahu wa Ta'ala. We are just menghukuminya Zahir (Birth) based on the rule of law, should not be for us to make sure that someone is a martyr with all the consequences. Even the various hadith of the Prophet Alaihi wa sallam who denounced and condemned the suicide Khawarij more appropriately applied to them. Therefore, I say: They are the first victims of crime understand Khawarij before anyone else.
Please understood this. Especially for those who are tainted by this understanding. Save yourselves. Have pity on yourself, your family, and this people. You have the wrong road. That's not the actual path of jihad. Immediately return before his death. Before you become the next victim. Friends ustadz arms and also you will not be able to help you from God's law Subhanahu wa Ta'ala. Each will be accountable for his own charity:
وكلهم آتيه يوم القيامة فردا (95) [مريم / 95]
And each of them will come to God on the Day of Resurrection with their own. (Maryam: 95)
Just for good faith is not enough. Good faith must go hand in hand with a fine.
We scratched the ink in the pages of this brief, with the aim that all parties get the guidance. Perhaps there were still people willing to read and meditate on it with full awareness. Also for all parties to behave in a correct and good. This as well as a statement of our attitude, because we reap the sap from these terrorist acts.
Obedient to the government in a good thing
The Muslims believe about the necessity of obedience to the government in cases that do not conflict with Islamic teachings. It was based on the word of God Subhanahu wa Ta'ala :
يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله وأطيعوا الرسول وأولي الأمر منكم فإن تنازعتم في شيء فردوه إلى الله والرسول إن كنتم تؤمنون بالله واليوم الآخر ذلك خير وأحسن تأويلا (59) [النساء / 59]
O ye who believe, obey Allah and obey the Apostle (His), and ulil amri among you. Then if you are different opinions about something, refer it to Allah (Al-Quran) and His Prophet (Sunnah), if you truly believe in Allah and the Last Day. That is more mainstream (for you) and the better the outcome. (An-Nisa: 59)
Ulil Amri is the scholars and the umara '(the authorities), as mentioned by Al-Imam Ibn Kathir rahimahullah in his commentary. (Tafsir al-Qurannealing Azhim, 1/530)
A Prophet's Companions Alaihi wa sallam, Called Al-Irbadh Radhiyallah 'anhu says:
صلى بنا رسول الله n ذات يوم ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب فقال قائل: يا رسول الله, كأن هذه موعظة مودع, فماذا تعهد إلينا? فقال: أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن عبدا حبشيا فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا, فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
One day Prophet Alaihi wa sallam mengimami our prayer, then he confronts her face to us while giving advice to us with advice that is very effective. The tears and the heart was shaken loose by it. Then someone said: "O Messenger of Allah, as if this is a farewell advice. Then what will you tell us? "He Alaihi wa sallam said: I wasiatkan to you to be cautious to Allaah, to hear and obey (the ruler) even if he was a slave and my family from Habasyah (now Ethiopia, ed..) Because those who live after me, he will see many disputes. So you guys keep on sunnahku and Sunnah (guidance) of khulafaur-Rasyidin who receive guidance. Stick with it and gigitlah with your molar teeth, as well as by you guys shun contemplates the new (in Islam), because everything is new bidah, and all who bidah is a fallacy. (Saheeh, HR. Abu Dawud, At-Tirmidhi, And others)
For more details, see the discussion on Sharia ash magazine Vol. I/05.
Innocent of terrorist acts
The Muslims must be innocent of terrorist acts, because these acts is against the teachings of the Prophet Alaihi wa sallam and his companions. God Subhanahu wa Ta'ala His prophet sent as a mercy for the universe as in his words:
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين (107) [الأنبياء / 107]
And We sent thee not, but for (a) mercy for all creatures. (Al-Anbiya: 107)
He is a prophet who is to have affection and tenderness as God Subhanahu wa Ta'ala mentioned in his word:
لقد جاءكم رسول من أنفسكم عزيز عليه ما عنتم حريص عليكم بالمؤمنين رءوف رحيم (128) [التوبة / 128]
It has come unto you a messenger from thy people own, the weight seemed to him suffering, desperately wanted (faith and salvation) unto you, very much more loving mercy towards the believers. (At-Tauba: 128)
In a history of Ata 'ibn Yasar, he said: I met Abdullah ibn Amr ibn al-Ash Radhiyallah 'anhuma so I say:
أخبرني عن صفة رسول الله صلى الله عليه وسلم في التوراة. فقال: أجل, والله إنه لموصوف في التوراة بصفته في القرآن: يا أيها النبي إنا أرسلناك شاهدا ومبشرا ونذيرا وحرزا للأميين وأنت عبدي ورسولي سميتك المتوكل لست بفظ ولا غليظ ولا سخاب بالأسواق. قال يونس: ولا صخاب في الأسواق ولا يدفع السيئة بالسيئة ولكن يعفو ويغفر ولن يقبضه حتى يقيم به الملة العوجاء بأن يقولوا لا إله إلا الله فيفتح بها أعينا عميا وآذانا صما وقلوبا غلفا
"Tell me about the nature of the Prophet Alaihi wa sallam in the law. "He replied:" Yes, by God, he disifati in the law as he disifati in Al-Quran: O Prophet, verily We sent you as witness, as a bearer of good tidings, a warner, and provides protection for people who concerned. You are my servant and my messenger. I menamaimu Al-Mutawakkil (who bertawakkal). You are not a rude person who said you said, your behavior is not too stiff, not much screaming on the market, nor those who replied to ugliness with ugliness, but just forgive and forgive mistakes. God will not mewafatkannya up to God to straighten her crooked religion, with those who say La ilaha illa. With that he opened the eyes of the blind, deaf ears, and hearts are closed. (Saheeh, HR. Al-Bukhari no. 2018, Ahmad in the book Musnad, and others)
Even in a state of war against infidels though, still seems the nature of his affection. As his message to the commander of the war narrated by Sulaiman bin Buraidah, from his father, he said:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أمر أميرا على جيش أو سرية أوصاه في خاصته بتقوى الله ومن معه من المسلمين خيرا, ثم قال: اغزوا باسم الله, في سبيل الله, قاتلوا من كفر بالله, اغزوا ولا تغلوا ولا تغدروا ولا تمثلوا ولا تقتلوا وليدا وإذا لقيت عدوك من المشركين فادعهم إلى ثلاث خصال - أو خلال - فأيتهن ما أجابوك فاقبل منهم وكف عنهم ثم ادعهم إلى الإسلام, فإن أجابوك فاقبل منهم وكف عنهم ...
Is the Messenger of Allah Alaihi wa sallam when defining a commander of an army that large or small, he told him specifically for the pious to God Subhanahu wa Ta'ala and do good to the Muslims who are with him, then he said: Fought with the name of Allah, in Allah's way. Fight those who disbelieve against God. Fight, do not you do ghulul (stealing booty), do not betray, do not mutilate the bodies, and do not kill the children. When you encounter enemies from the idolaters, will invite the three cases. Where they receive, then receive from them and do not fight them. Invite them to Islam, if they accept then accept it and do not fight them…” (Saheeh, HR. Muslim)
In the history of Ath-Thabarani (Al-Muat Ash-Shaghir no. Hadith 340):
ولا تجبنوا, ولا تقتلوا وليدا, ولا امرأة, ولا شيخا كبيرا
Do not you be afraid, do not you kill the children, not all women, and parents do too.
Islam does not allow even kill the unbelievers, except in one situation, namely when he as an infidel harbi (The fight against Muslims). L God says:
لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين (8) إنما ينهاكم الله عن الذين قاتلوكم في الدين وأخرجوكم من دياركم وظاهروا على إخراجكم أن تولوهم ومن يتولهم فأولئك هم الظالمون (9) [الممتحنة / 8, 9]
God does not forbid you to do good and be fair to people who are not memerangimu because of religion and not (also) expel you from your land. Truly Allah loves those who do justice. Allah only forbids you to make as your friend memerangimu people because of religion and expel you from your land, and help (others) to throw you out. And whoever made them as a friend, then they are the ones who do wrong. (Al-Mumtahanah: 8-9)
As for other types of pagan, a sort of pagan dhimmi ie infidels living under Muslim rulers of power and assurance, or infidel muahad that is an infidel who has a security treaty with the Muslims, or infidels Mustamin that is requesting the security protection to a Muslim, or as an ambassador for the infidels to the Muslim, the Prophet Alaihi wa sallam prohibit killing them. Even those in the security guarantees from the government of Muslims.
Muslims are innocent of terrorist acts, because these acts containing the violations against the noble teachings of Islam. Among them:
1. Killing people for no reason and the right way
2. Fostering a sense of fear in the community
3. It is the attitude of revolt against the legitimate Muslim ruler
4. Distort the meaning of jihad fi sabilillah The actual
5. Making mischief in the land
6. Damaging property
7. Terrorism Khawarij is heresy, aka the new case diada invented in the religion, so it is a fallacy.
And various other religious offenses.
God Subhanahu wa Ta'ala said:
ولا تقتلوا أنفسكم إن الله كان بكم رحيما (29) ومن يفعل ذلك عدوانا وظلما فسوف نصليه نارا وكان ذلك على الله يسيرا (30) [النساء / 29, 30]
And do not you kill yourselves, Allah is ever merciful to you. And whoever did so in violation of the rights and injustice, then we will be putting it in hell. That is easy for Allah. (An-Nisa: 29-30)
Do not kill yourself, ie do not some of you kill the other. Because fellow Muslims are like one soul. (See Tafseer As-Sain)
إنما جزاء الذين يحاربون الله ورسوله ويسعون في الأرض فسادا أن يقتلوا أو يصلبوا أو تقطع أيديهم وأرجلهم من خلاف أو ينفوا من الأرض ذلك لهم خزي في الدنيا ولهم في الآخرة عذاب عظيم (33) [المائدة / 33]
The punishment of those who wage war against Allah and His Messenger and do mischief in the land is: execution or crucifixion, or cut off their hands and feet with opposite sides, or removed from the land (where). That is (as) an insult to them in the world, and in the hereafter they might receive a greater punishment. (Al-Maidah: 33)
Meaning wage war against Allah Subhanahu wa Ta'ala and His Messenger is to oppose and menyelisihi. This word is appropriate given the case infidelity, robbed on the street, and create fear in the human journey. (Tafsir Ibn Kathir, 2/50)
Prophet Alaihi wa sallam said:
شرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم. قيل: يا رسول الله, أفلا ننابذهم بالسيف? فقال: لا, ما أقاموا فيكم الصلاة, وإذا رأيتم من ولاتكم شيئا تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعوا يدا من طاعة
Ugly-ugly you are a leader you hate and they hate you, you cursed, and they cursed you. It was said to him: Messenger of Allah, are not we fight with sword (weapon)? He said: No, as long as they establish prayer among you. If you look at the leaders you something that you hate then hate his actions and do not you pull your hand from obedience. (Saheeh, HR. Muslim)
From Abdurrahman bin Abi Laila, he said:
حدثنا أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لا يحل لمسلم أن يروع مسلما
The friends of the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam has informed us that the Prophet sallallaahu' alaihi wa sallam said: Not permissible for a Muslim to frighten another Muslim. (Saheeh, HR. Abu Dawud)
Prophet Alaihi wa sallam also said:
كان ينهى عن قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال
Is the Messenger of Allah forbade the he said and he said, Many questions (not useful), and a waste of money. (Saheeh, HR. Al-Bukhari from friends of Al-Mugheerah bin Shucba Radhiyallah 'anhu )
Khawarij Terrorist Ideology
Why do we give frills word terrorist with the word Khawarij? Because, says terrorists are absolutely has a broad meaning. The terror has been done by many, either the name of Islam and non-Islam, a sort committed by Jews against the Palestinians in the present, and the kind conducted by the Allies against the Japanese in the bombings of Nagasaki and Hiroshima in the past . So with the addition of the word "Khawarij" behind the word terrorist, will narrow our discussion. Our discussion is only about people who perform acts of terror in our country lately that the name of Islam or the name of jihad. Now Khawarij, is a splinter group from the menyempal Ash-Shirathul Mustaqim (Straight path) with some characteristic of their ideology.
Why do we call it ideology? Because they have a belief that is essentially derived from an idea. Our point, a reasonable interpretation of the fallacies nash (Text) or Al-Quran Al-Hadith. From here then they menyempal. Once again, this occurs due misrepresentation against Al-Quran and Al-Hadith, not the result of the interpretation that it is, which according to some rigid or "saklek, And do not deserve said to be one form ijtihad in the interpretation of the Quran and Al-Hadith. Thus, their ideology can not be propped up at all to the true Islam. Similarly, acts of terror they have absolutely nothing to do with the teachings of Islam is noble and beautiful. Even Islam innocent of them. More than that, Islam is actually very critical to them, in which the Prophet Alaihi wa sallam referred to them as dogs Fire as in the following hadith:
كلاب أهل النار, خير قتلى من قتلوه
(They) are the dogs of the Fire. Best of the victim is the person they killed. (Saheeh, HR. Ahmad and Al-Hakim in Al-Mustadrak. View Saheeh Al-Jami no. 3347)
The terrorists Khawarij present this is one of the Kharijites chain that appears after the Holy Prophet Alaihi wa sallam . At that time, the friends are still alive. They are the ones who revolt against the Caliph Uthman ibn 'Affan Radhiyallah 'anhu and killed him. They, too, who killed the Caliph Ali ibn Abu Talib Radhiyallah 'anhu. Sect continues, down through the generations inherited by children and grandchildren disabled Khawarij ideology until today, which ditokohi by Osama bin Laden (who had been expelled from the Kingdom of Saudi Arabia because his ideas are dangerous), Al-Mis'ari, Sa'ad Al -Faqih, and other figures. They along with Al-Qaedahnya has conducted terrorist acts in Saudi Arabia, even in the area of Makkah and Madinah, causing the deaths of many people, both civilian and military. Therefore, the government of Saudi Arabia and its ulamanya (ie) children and grandchildren students ash-Shaykh Muhammad ibn Abdul Wahhab rahimahullah eradicate them. So the terrorists, including those Khawarij exist in this country hate the government-the kingdom of Saudi Arabia, and it became one of their characteristics.
Take a look, who are victims of their terrorist acts? Are not the Muslims? Notice that the Muslims also became the target of their operations. Yes, though at first they argue against the unbelievers, but in the end musliminlah who become their targets and instead they would be busy fighting the Muslims. It is true the words of the Prophet Alaihi wa sallam :
يقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان
They kill Muslims and let the heathen. (HR. Al-Bukhari and Muslim)
So we appeal to all Muslims for acts of terror do not associate them with the noble teachings of Islam, which brought the Prophet Alaihi wa sallam bearer of grace. They are very far from Islam, Islam was innocent of them. Do not be influenced by the opinions that really forced to associate actions with Islam. Such opinions are just emerging from a person who does not understand the true teachings of Islam and did not know the identity of the terrorists Khawarij, or emerge from infidels or Muslims to fish in murky waters, Who deliberately use this momentum to advocates against Islam and Muslims, which made a kind of caricature accursed painter from Denmark a few years ago.
Perhaps the question, "Why are Muslims fighting terrorists Khawarij?" The answer, starting from the diversion of the meaning of the verse:
ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون (44) [المائدة / 44]
Any person who arbitrate with the law other than God, then they are disbelievers. (Al-Maidah: 44)
Then, the verdict brutal to many parties as infidels. Next, haphazard in understanding and applying the arguments about the prohibition against a Muslim berloyal to the heathen, so assume that many Muslims today, both governments in particular and civilians in general, has berloyal to unbelievers. Consequently, they did not hesitate to consider many Muslims as infidels. All of that leads to acts of terror which they regard as jihad fi sabilillah.
A very shallow understanding. Not as simple as that punishes a Muslim as an infidel, because the Muslims are not berhukum with God's law Subhanahu wa Ta'ala. And not as simple as that punishes a Muslim as an infidel, because the Muslims are loyal to the heathen. Because loyalty is terraced, and why also vary. Loyal clearly makes one a kafir is when the loyal because of love or pleasure to the pagan religion is. For more details, see the discussion of this issue on Asy Syariah takfir Vol.I/08/1425 H / 2004.
Identifying terrorists Khawarij
We feel it necessary to discuss briefly about the characteristics of terrorist Khawarij, because we see there has been misguided in this regard. We consider that it is not appropriate if one judge others as terrorists or as being associated with terrorist networks, or the suspect only by the outward appearance (outside) only.
In fact, the perpetrators of terror are always changing appearance. In fact, sometimes they tend to have a familiar appearance to the community at large to remove their tracks. Look at the pictures of Imam Samudra cs before being arrested. Thus, the outward appearance of good performance-style society in general or religious appearance, there will always be like them. Based on this, merely the outward appearance can not be the benchmark. When the terrorists are wearing cap, trousers, shirts and shave the beard, we can not make these things as typical terrorist. It should not be for us to judge people similar to them in this dress as their members.
And vice versa. When the terrorists were Islamic-looking with a beard, wearing pants above the ankles, wearing a robe, and his wife, veiled, we also can not make this appearance as typical terrorist. [1] They should not also for us to judge people who dress like they are as members of their network. Factor driving people to look religious is because it is the teachings of the Prophet Alaihi wa sallam -Regardless of differences in opinion among scholars in the case of a veil, whether it is obligatory or sunnah. All was not unlike other religious teachings of Islam that sort of prayer, fasting, and so forth. They are the terrorists Khawarij also pray and fast even possible to do it with diligence and gusto. Then we will assess whether prayer and fasting as a feature of terrorists? So we're going to accuse people of prayer and fasting as a member of a terrorist network? Of course not. Similarly, beards and veils. Things like this should be contemplated.
So we remind ourselves and all parties with the word of God Subhanahu wa Ta'ala :
والذين يؤذون المؤمنين والمؤمنات بغير ما اكتسبوا فقد احتملوا بهتانا وإثما مبينا (58) [الأحزاب / 58]
And people who hurt believing men and believing women that they do without mistakes, then surely they have assumed a lie and a clear sin. (Al-Ahzab: 58)
However, among the ways to identify terrorists Khawarij can be done with the following matters:
1. They have secret meetings, which are not attended, except by special people.
2. They will show hatred against Muslim rulers. In the special meetings, they did not hesitate to regard the Muslim rulers as infidels.
3. They will show compliments of the Khawarij figures today, a sort of Osama bin Laden and is in line with it.
4. They're devoted to books the work of these figures, as well as books such movement leaders Quthub Sayyid, Salman Al-'Audah, Fathi Yakan, Hasan al-Banna, Said Hawwa, and in line with them.
This is all merely an indication that leads to terrorism. To be sure, would need further study on the question.
They should not protect terrorists Khawarij
We believe that protecting Khawarij terrorist or other criminals is one of the major sins that can cause a person to reap the curse. As narrated from Ali ibn Abi Talib Radhiyallah 'anhu, He said:
ما عندنا شيء إلا كتاب الله وهذه الصحيفة عن النبي صلى الله عليه وسلم: المدينة حرم ما بين عائر إلى كذا, من أحدث فيها حدثا أو آوى محدثا فعليه لعنة الله والملائكة والناس أجمعين لا يقبل منه صرف ولا عدل
We do not have anything except the book of God Subhanahu wa Ta'ala and this sheet that comes from the Prophet Alaihi wa sallam : Medina is a sacred land of mountains A-ir to this place; Whoever invent something new (in religion) or protect the evil, the curse of Allah upon it, the curse of angels and the whole man, no ransom be accepted from him nor repentance. (Saheeh, HR. Al-Bukhari)
Prophet Alaihi wa sallam also said:
لعن الله من ذبح لغير الله, ولعن الله من آوى محدثا, ولعن الله من لعن والديه, ولعن الله من غير المنار
God has cursed the one who sacrifices to other than Allah, Allah has cursed the man to protect criminals, God has cursed the person who insults his parents, and Allah has cursed the person who changed the land boundary. (Saheeh, HR. Muslim)
Justify efforts to combat terrorism
The Muslims also justify a global effort to eradicate terrorism, because terrorist acts are acts of wrongdoing. Meanwhile, among the noble principles of Islam that this is amar maRuf and nahi munkar, Which is ordered to the good and prevent it from being unjust. Thus, the public generally burdened this obligation in accordance with their respective capabilities. For that, it should be all elements of society work together to combat terrorism is the right way, in accordance with the guidance of Islam.
In between one of its efforts is to provide the correct explanation of the teachings of Islam, far from an understanding that goes beyond the limit and also no-gampangkan menggampang closer to the understanding of liberalism in religion. However, precise and correct, according to the friends who understand them are friends of 'Uthman ibn' Affan and 'Ali ibn Abu Talib Radhiyallah 'anhu (Who are victims understand that deviate from the understanding Khawarij the companions). Because the friends are the most understanding of this religion after the Prophet Alaihi wa sallam.
More specifically the understanding of jihad, with the understanding that is not extreme as Khawarij nor underestimate as the Liberal group. But with the understanding that refer to jihad Messenger Alaihi wa sallam and his companions and the guidance of the scholars who followed their footsteps.
Similarly, on the obligation of the people against the government, either when the government was fair or not fair when. Stay obedient to him in a good case and be patient for cruelty.
Also how the guidance of the Prophet Alaihi wa sallam in advising the ruler when the ruling was wrong, unjust, and unfair, that is delivering advice in a timely way without an element of provocation that makes people more hate against his government. (See Sharia ash magazine Vol. I/05/1424 H/2004)
Then understand the classification of pagans, and the law of each type. Because, not average (Java: gebyah uyah, ed.) That all kinds of unbelievers may or must be killed.
Also understand how great the soul of a Muslim in the sight of Allah Subhanahu wa Ta'ala. So it is not easy in-bermudah perform acts that cause melayangnya life of a Muslim.
Also understand when someone convicted remain a Muslim and when convicted as unbelievers; with a correct understanding, without over-or underestimate, and understand how dangerous convict a Muslim as infidels.
Further understanding of how ugly a Khawarij as stated in the hadiths of the Prophet Alaihi wa sallam.
And lastly, understand that suicide bombing is haraam and is a major sin, even though some people tried to call with a bomb martyr to legitimize these inhumane operations.
Of course, the details of this problem requires a fairly long discussion. Not in the pages of this compact. But what is mentioned quite a cue to the more detailed.
Cover
We remind all parties, that the emergence of a terrorist act Khawarij is a test for many parties. Among them:
First party, People who wish to become better and started up the trail Messenger Alaihi wa sallam. They realize the importance of holding fast to the teachings he Alaihi wa sallam a noble and beautiful. They realize how dangerous uncontrolled globalization of the true Islamic teachings. They try to practice the teachings of Islam on themselves and their families to protect themselves so it is not contaminated by a variety of moral damages even aqidah, while protecting themselves and their families from the fire of hell in the hereafter, in order to practice the word of God l:
يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون (6) [التحريم / 6]
O ye who believe, guard yourselves and your families from hell fire fuel is men and stones; guardian angels are rough, tough, who do not disobey Allah in what He commanded them and always do what is ordered . (At-Tahrim: 6)
These parties are victims terrorist act. Because the terrorists by their actions, Islam has been tarnished in the eyes of society at large, so the party is reaping the sap of the actions of these terrorists. This party eventually suspected by the community as part of terrorist networks just as some resemblance in outward appearance, but aqeedah and belief they are very distant and contradictory. So the taunts, insults, coldness, discrimination and sometimes even intimidation (threats) from the public to them was inevitable. So we advise these parties to be patient and expect reward from God Subhanahu wa Ta'ala for all the trouble they get. Do not weaken, remain istiqamah. Make the pleasure of Allah Subhanahu wa Ta'ala as a destination. Remember the Prophet's message Alaihi wa sallam :
قل آمنت بالله فاستقم
Say: I believe in Allah then istiqamahlah. (Saheeh, HR. Muslim from friends Sufyan ibn Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallah 'anhu)
Second party, Is the lay people in general. Not a few of them weresuuzhan (Prejudice) to the first because of the acts of terror. They beat the average without distinction. Even worse than that, it raises terror phobia against Islam in some of their suspicions to any person who became active in Islamic activities. Maybe even some people suspicious of Islam itself. O Allah, Thee only we complain. How dangerous if suspicions that have come to the religion of Islam itself, while Islam is innocent of the crime. No doubt, this course will develop a sense of fear and worry to explore the teachings of Islam and to get closer to God Subhanahu wa Ta'ala with various deeds of worship.
Our advice to these parties, do not wrong in addressing this problem, so that prevented him deeper into Islam and more closer to God Subhanahu wa Ta'ala. Learn Islam properly, follow the trail of the As-Salafush Saalih, the Companions, and stay away from understanding and avoiding extreme Khawarij inclusivism understand liberalism and freedom that leads to a broad understanding of religious teachings. In this way, God willing, they will be able to judge what is right and wrong. The road became clear to him that he would not be wrong in determining the attitude and not get carried away by currents.
Third parties, Young kids who have enthusiasm for religion. Terrorist action, arrest the terrorists, and various scrolling news and uncontrollable, is also an exam for them. Various kinds of attitudes would emerge from it, the pros and cons. We advise them to be able to be fair in judging. Do not overdo the act. Do not judge something unless based on science, good theology is true that a barometer in judging all things, and science (read: knowledge) on the nature of everything that happened. Then apply the barometer is on the nature of reality that happens. Do not carry emotions because it dissolves in deep feeling.
As we advise to young people who are passionate in upholding Islamic values, so they are not wrong to choose their path. There are 73 road labeled "Islamic" in front of you. Each street will marry you to become a member of his family. If not careful, you will become a family member of the Fire. Therefore, follow the instructions of the Prophet Alaihi wa sallam in determining the way in the midst of much dispute. Follow the Sunnah of the Prophet and the Khulafa'ur-Rasyidin. Stay away from heresy. Remember the hadith of the Prophet Alaihi wa sallam ago at the beginning of this discussion.
So what can we contribute to Islam and Muslims and people in general related to this issue. We apologize for any shortcomings and mistakes. May Allah Subhanahu wa Ta'ala accept our charity. His forgiveness we pray constantly, until we met with him on the day of wealth and children are no longer useful to him, except those who come to Him with a clean heart.
Amen ...
Footnotes:
[1] Please note that it actually looks like a great way dituntunkan appearance in the Shari'a and exemplified by our Prophet Muhammad n, and diamalkan by the friends and the salafush deeds, and the scholars of Ahlus Sunnah noble. So, in fact it is the characteristics of a Muslim who cling to their religion. Deserve a Muslim-looking looking like that. Yet the terrorists have been tarnished Khawarij characteristics of this noble, with their sometimes look with these appearances. So to the extent that the Muslims are not willing to look with an Islamic appearance as above, because they thought that appearance is the appearance of terrorists. Clearly the terrorists have been making ugly Khawarij Islam from all sides!

Komentar

  1. mantap informasinya teman...ijin buat share ya!!

    BalasHapus
  2. siip, ini mah wajib di sebarkan teman...biar masyarakat tahu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL SEJARAH TARIAN TRADISI MASYARAKAT BUNGKU “L U M I N D A”

Dunui Makanan Khas Masyarakat Bungku

Kerajinan Gerabah tanah Bungku Morowali