SMA Plus Kesehatan BHALDA Bungku. Bertahan atas nama pendidikan
“Assalamu ‘alaikum Pak “ kalimat indah ucapan salam meluncur dari bibir siswa-siswi pada guru-guru Kontrak yang setiap paginya mengusir keheningan pagi di kompleks SMA Bhalda yang begitu sunyi terpisah dari perkampungan.
Itulah pemandangan sehari-hari yang akan kita jumpai bila berkunjung ke Sekolah Menengah Atas (SMA) Bhalda Plus Kesehatan, di jalan Trans Sulawesi, Letaknya di desa Tofuti, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali.
Letak sekolah yang terbilang jauh dari jalan utama, cukup menguntungkan, sebab kita tidak akan mendengar bisingnya kendaraan bermotor. Sekolah yang di bangun pada tahun 2006 ini terbilang unik, walaupun kurikulumnya tidak berbeda dengan SMA pada umumnya akan tetapi para siswa di SMA BHALDA ini mendapat pelajaran tambahan mengenai kesehatan, seperti dasar-dasar kebidanan, dasar-dasar keperawatan dan pelajaran mengenai kesehatan lainnya plus bahasa arab. Tenaga pengajarnya, para guru kontrak diambil dari para Fresh Graduate di bidangnya masing-masing.
Perjuangan para pendiri sekolah ini (Yayasan BHALDA) awalnya adalah untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khusus kesehatan, namun karena cukup rumitnya perizinan, maka sekolah ini kemudian menjadi SMA biasa yang mengikuti kurikulum standar nasional, namun tetap memberi tambahan pelajaran kesehatan. Hal ini berangkat dari kesadaran tentang minimnya tenaga kesehatan di Kabupaten Morowali dengan luas wilayah mencapai 15.490 Km². Di tahun ajaran 2009-2010 ini, SMA BHALDA menampung 98 siswa dari keseluruhan kelas. Para siswa tidak lagi dibebani dengan biaya-biaya rutin (SPP, BPP dan iuran lainnya) dikarenakan Pemerintah Daerah Kabupaten Morowali telah membebaskan semua biaya pendidikan untuk semua tingkatan sekolah, termasuk SMA Bhalda yang awalnya merupakan sekolah yang dikelola swasta.
Sekolah ini terbilang berprestasi, dimana pernah menyandang Juara Satu Oliampiade Kimia untuk pelajar tingkat SMA se Kabupaten Morowali dan sejumlah prestasi lainnya. Bahkan, di tengah terpuruknya angka kelulusan di Propinsi Sulawesi Tengah, SMA BHALDA berhasil meluluskan siswanya dengan presentasi yang cukup tinggi.
Berharap Adanya Fasilitas
Namun tak ada gading tak retak, berbagai kekurangan tampak terlihat di sekolah ini. Ruang kelas yang ada hanya empat unit, satu ruangan di pergunakan untuk para guru, dan tiga ruangan lainnya untuk masing-masing kelas I, II, dan kelas III.
Saat kami berkunjung, terlihat Lantai ruang kelas telah terkelupas dan ambrol ke dalam, seolah-olah ruangan itu berlantaikan tanah, penuh debu. Tidak satu buahpun alat praktek, semisal komputer kami jumpai di sekolah ini. Padahal saat ini adalah era pembelajaran berbasis teknologi informasi, era Internet.
Satu hal paling memprihatinkan saat kami menengok-nengok ke sekeliling sekolah, tidak satupun toilet (WC) untuk para guru dan murid, Untuk urusan ‘buang hajat’, masing-masing siswa dan guru di beri kebebasan untuk menyelesaikan ‘urusan’ mereka. Tidak terpenuhinya prasyarat hidup sehat untuk para calon perawat kesehatan ini menjadi ironi tersendiri.
Kekurangan seperti ini mestinya tidak perlu ada, mengingat Kabupaten Morowali di bawah kepemimpinan Anwar Hafid, telah berupaya sungguh-sungguh dengan menggelontorkan dana yang cukup besar demi terselenggaranya pendidikan di daerah ini, yang bukan saja gratis, tapi menekankan kualitas akademika.
“ kami berharap pada pihak terkait , agar lebih peka melihat ke bawah, ini semua untuk kelanjutan pendidikan anak-anak kita, untuk kelanjutan masa depan pendidikan di daerah kita. Kami berharap sekolah ini akan tetap bertahan dan melanjutkan idealisme atas nama kecintaan terhadap pendidikan.” ungkap sang kepala sekolah saat kami berkesempatan mewawancarai beliau.
Dinas Pendidikan selama inipun telah bekerja keras, Hanya saja untuk kasus SMA Bhalda, Pihak sekolah mengharapkan dinas pendidikan lebih concern menginventaris dan menetapkan prioritas pengembangan sarana dan prasarana persekolahan. Agar sekolah yang terbilang special ini bisa tetap bertahan.
Pihak sekolah mengakui, terbatasnya anggaran yang di alokasikan Dinas pendidikan ke sekolah ini yang hanya mencukupi untuk operasional, Seperti pembayaran gaji guru kontrak dan pembelian alat-alat tulis. Bahkan sekadar toiletpun, sekolah ini harus sabar menunggu dan menunggu. Pihak sekolah tetap berharap realisasi bantuan yang dijanjikan Pihak pemerintah daerah.
(masyhar)
waw,,, smga skolah tercinta ini semakin berkembang.......sukses bwat SMA BHALDA......
BalasHapus