BAB II : NEW WORLD ORDER (bag I)
Aku di kejutkan dengan sebuah tepukan halus dipundakku,terbangun dan menyadari,orang-orang telah terkumpul untuk shalat subuh berjamaah,bergegas aku mengambil air wudhu dari salah satu sumur tepat dibawah tangga yang langsung menghubungkan lantai dua gedung ini dan tanah kosong samping kiri gedung,disana aku melihat sekumpulan pemuda yang tidak aku lihat hari sebelumnya,mereka berwudhu,jumlah mereka sekitar lima belas orang,di punggung mereka menenteng senjata Kalashnikov MX2,senjata yang umum dipakai para milisi,di berbagai wilayah konflik,senjata ini buatan rusia,hasil pengembangan dari jenis kalashnikov yang memang cukup populer diawal abad duapuluh,aku cukup tahu tentang seluk beluk senjata,surfing internet menjadi bagian hidupku,sebelum hari yang menjengkelkan ini terjadi, detail kalashnikov MX2 juga kutemukan diinternet,yang mulai dirancang sekitar tahun 2013,tepat tiga tahun sebelum aku dilahirkan. Wajah para pemuda ini nampak bercahaya dengan gurat ketegaran yang nampak,jenggot mereka lebat,pakaian mereka jubah putih,dengan sorban yang hanya diikatkan dikepala mereka,kuucupkan salam dan menyalami salah satunya,seorang pemuda yang mengaku bernama kholid al Bugisi,yang berarti Kholid dari bugis. Tidak sempat kami berkenalan,mengingat waktu subuh yang hampir menjumpai penghujung.
Kali ini jamaah sangat banyak sekitar lima puluhan orang,ruangan mulai terasa sesak,seusai shalat imam memberikan Tausiah dan pesan-pesan,imam yang berbeda dari hari sebelumnya,tak ada wajah yang kulihat sebelumnya kecuali beberapa orang saja. Mereka melewatkan waktu berdzikir,hingga matahari nampak putih di ufuknya, seorang pemuda menghampiriku dan menanyakan keadaanku,kami berbincang singkat lalu ia menyuruhku mengikutinya., Aku mengikuti jalan setapak yang memisahkan dinding kiri swalayan dengan sebuah tembok tinggi dan panjang,berjalan cukup panjang,menyenangkan bisa melihat matahari pagi mengintip dari celah-celah awan yang sepertinya bergerak perlahan ke arah timur,kupecepat langkahku agar tidak ketinggalan dengan pemuda yang datang menyampaikan pesan bahwa aku diminta untuk bertemu Amir (amir adalah sebutan mereka bagi pemimpin),kususuri pinggir tembok , yang ternyata mengarah kesebuah terowongan panjang,namun tidak segelap bangunan swalayan,jarak sekitar seratus lima puluh meter,ada lampu penerang di jalur terowongan ini, sampai disebuah sudut kami menuruni tangga yang cukup lebar,sepertinya ini sebuah station kereta bawah tanah,atau semacam bungker raksasa,ada beberapa penjaga terlihat dipos-pos,mereka memperhatikan aku dengan mata yang sangat tajam,sampai ditikungan yang lain,sekitar empat orang pemuda tiba-tiba mendekatiku,memegang pundakku,lalu mataku ditutup dengan sehelai kain,aku terkejut bukan main,
“afwan akh,ini hanya prosedur untuk keamanan,tenang saja” salah seorang dari mereka menjelaskan kepadaku.
Aku hanya bisa diam,sesaat kemudiaan tubuhku seolah bergetar,greeet…greeet, bunyi besi yang beradu dengan besi lainnya, aku serasa menaiki Roller coaster,angin menerpa wajahku,tak ada suara lain,selain nyanyian roda besi yang berduet dengan rel dan mengeluarkan suara layaknya pertarungan pendang antara para pendekar. Aku yakin,ini sebuah gerbong kereta kecil tanpa atap,walaupun aku tak melihatnya. Pikiranku makin tak karuan,ada apa sebenarnya,mengapa pimpinan mereka ingin aku menemuinya.
“Muhammad Fathul Bari, itu namamu nak?”. Penutup wajahku dibuka beberapa menit kemudian,aku tak lagi mendengar suara gemerincing rel, Sebuah suara berat dan serak menggantikan suara itu, dari seorang lelaki Paruh baya dengan jenggot lebat memutih dan Songkok Putih.
“iya, benar ustadz”
Hmmm Ustadz Nu’man (Imam shalat maghrib hari sebelumnya) telah bercerita padaku,tentang kedatanganmu kemarin”. Betul kau naik perahu bermesin dari Suawesi tengah hingga sampai kesini?”
“iya, benar ustadz”
“ Apakah engkau tidak pernah berpapasan dengan kapal Paraboloni dilautan?”
“maksudnya Kapal dengan nama paraboloni yah Ustadz?”
“Paraboloni,Mereka kesatuan Milisi Kristen, mereka melakukan perlawanan terhadap Klan Illuminatus disekitar wilayah timur. Persenjataaan mereka cukup baik,ada beberapa Kapal tempur laut yang mereka operasikan.”
“Apakah mereka berjubah hitam-hitam ustadz?”
“Kadang mereka dikenali dengan dengan pakaian hitam-hitam mereka,namun biasanya mereka juga berpakaian militer,dimana kamu melihat mereka?”
“saya kurang yakin ustadz,sepertinya masih disekitar daratan Sulawesi tengah waktu itu,saya bersembunyi disebuah pos pengintaian,sepertinya mereka mengisi persediaan air ke Kapal mereka,beberapa dari mereka kelihatannya seperti sedang melakukan shalat,tapi dileher mereka ada Salib” aku cukup yakin dengan jawabanku.
“zheloota sebutannya, shalat mereka nak,hanya saja gerakannya berbeda dengan kita kaum Muslimin,waktunyapun berbeda,mereka melakukan zhelota tujuh kali dalam sehari. Dan Kaum Kristen dinegeri kita baru mempopulerkan zhelota sekitar Tahun 2017. Itupun menimbulkan pro kontra yang cukup hebat dikalangan mereka waktu itu”
“apakah saat ini mereka berperang dengan kita ustadz,ataukah mereka berada dipihak yang sama dengan kita untuk menumpas illuminati?”
“hmmmmmm, entahlah nak,keadaan ini membingungkan semua Pihak,ini adalah keadaan perang yang Paling membingungkan sejak Bumi ini ada.engkau tinggal menjalaninya,dan bertahan semampumu.tidak semua orang mampu memegang amanah dengan teguh saat ini. Bagi kita kaum Muslimin jelas Musuh kita yang nyata adalah adalah siapa saja yang menyerang aqidah kita,membunuhi kita,dan bekerjasama untuk memerangi kita,dan ingat dan musuh paling nyata adalah syaithan,baik dari kalangan Jin Maupun Manusia”
Pertemuanku dengan lelaki yang kupanggil Ustadz ini membuatku sedikit mengerti keadaaan yang sesungguhnya dari huru hara ini, Lelaki setengah baya yang dikenal dengan Panggilan Abu Abdillah bin Yazid Al-Atsary,adalah Amir kelompok ini,beliau memimpin jamaah menjaga front garis depan,dengan sekitar empat Ratus lima Puluh lasykar,yang merupakan bagian dari sebuah kelompok besar lasykar Kaum Muslimin yang tersebar diseluruh Dunia yang dikenal sebagai Athaifah AlManshurah Ahlussunnah wal Jammah.dan beliau penuh ketegaran menceritakan Padaku awal fitnah ini.
***
Kali ini jamaah sangat banyak sekitar lima puluhan orang,ruangan mulai terasa sesak,seusai shalat imam memberikan Tausiah dan pesan-pesan,imam yang berbeda dari hari sebelumnya,tak ada wajah yang kulihat sebelumnya kecuali beberapa orang saja. Mereka melewatkan waktu berdzikir,hingga matahari nampak putih di ufuknya, seorang pemuda menghampiriku dan menanyakan keadaanku,kami berbincang singkat lalu ia menyuruhku mengikutinya., Aku mengikuti jalan setapak yang memisahkan dinding kiri swalayan dengan sebuah tembok tinggi dan panjang,berjalan cukup panjang,menyenangkan bisa melihat matahari pagi mengintip dari celah-celah awan yang sepertinya bergerak perlahan ke arah timur,kupecepat langkahku agar tidak ketinggalan dengan pemuda yang datang menyampaikan pesan bahwa aku diminta untuk bertemu Amir (amir adalah sebutan mereka bagi pemimpin),kususuri pinggir tembok , yang ternyata mengarah kesebuah terowongan panjang,namun tidak segelap bangunan swalayan,jarak sekitar seratus lima puluh meter,ada lampu penerang di jalur terowongan ini, sampai disebuah sudut kami menuruni tangga yang cukup lebar,sepertinya ini sebuah station kereta bawah tanah,atau semacam bungker raksasa,ada beberapa penjaga terlihat dipos-pos,mereka memperhatikan aku dengan mata yang sangat tajam,sampai ditikungan yang lain,sekitar empat orang pemuda tiba-tiba mendekatiku,memegang pundakku,lalu mataku ditutup dengan sehelai kain,aku terkejut bukan main,
“afwan akh,ini hanya prosedur untuk keamanan,tenang saja” salah seorang dari mereka menjelaskan kepadaku.
Aku hanya bisa diam,sesaat kemudiaan tubuhku seolah bergetar,greeet…greeet, bunyi besi yang beradu dengan besi lainnya, aku serasa menaiki Roller coaster,angin menerpa wajahku,tak ada suara lain,selain nyanyian roda besi yang berduet dengan rel dan mengeluarkan suara layaknya pertarungan pendang antara para pendekar. Aku yakin,ini sebuah gerbong kereta kecil tanpa atap,walaupun aku tak melihatnya. Pikiranku makin tak karuan,ada apa sebenarnya,mengapa pimpinan mereka ingin aku menemuinya.
“Muhammad Fathul Bari, itu namamu nak?”. Penutup wajahku dibuka beberapa menit kemudian,aku tak lagi mendengar suara gemerincing rel, Sebuah suara berat dan serak menggantikan suara itu, dari seorang lelaki Paruh baya dengan jenggot lebat memutih dan Songkok Putih.
“iya, benar ustadz”
Hmmm Ustadz Nu’man (Imam shalat maghrib hari sebelumnya) telah bercerita padaku,tentang kedatanganmu kemarin”. Betul kau naik perahu bermesin dari Suawesi tengah hingga sampai kesini?”
“iya, benar ustadz”
“ Apakah engkau tidak pernah berpapasan dengan kapal Paraboloni dilautan?”
“maksudnya Kapal dengan nama paraboloni yah Ustadz?”
“Paraboloni,Mereka kesatuan Milisi Kristen, mereka melakukan perlawanan terhadap Klan Illuminatus disekitar wilayah timur. Persenjataaan mereka cukup baik,ada beberapa Kapal tempur laut yang mereka operasikan.”
“Apakah mereka berjubah hitam-hitam ustadz?”
“Kadang mereka dikenali dengan dengan pakaian hitam-hitam mereka,namun biasanya mereka juga berpakaian militer,dimana kamu melihat mereka?”
“saya kurang yakin ustadz,sepertinya masih disekitar daratan Sulawesi tengah waktu itu,saya bersembunyi disebuah pos pengintaian,sepertinya mereka mengisi persediaan air ke Kapal mereka,beberapa dari mereka kelihatannya seperti sedang melakukan shalat,tapi dileher mereka ada Salib” aku cukup yakin dengan jawabanku.
“zheloota sebutannya, shalat mereka nak,hanya saja gerakannya berbeda dengan kita kaum Muslimin,waktunyapun berbeda,mereka melakukan zhelota tujuh kali dalam sehari. Dan Kaum Kristen dinegeri kita baru mempopulerkan zhelota sekitar Tahun 2017. Itupun menimbulkan pro kontra yang cukup hebat dikalangan mereka waktu itu”
“apakah saat ini mereka berperang dengan kita ustadz,ataukah mereka berada dipihak yang sama dengan kita untuk menumpas illuminati?”
“hmmmmmm, entahlah nak,keadaan ini membingungkan semua Pihak,ini adalah keadaan perang yang Paling membingungkan sejak Bumi ini ada.engkau tinggal menjalaninya,dan bertahan semampumu.tidak semua orang mampu memegang amanah dengan teguh saat ini. Bagi kita kaum Muslimin jelas Musuh kita yang nyata adalah adalah siapa saja yang menyerang aqidah kita,membunuhi kita,dan bekerjasama untuk memerangi kita,dan ingat dan musuh paling nyata adalah syaithan,baik dari kalangan Jin Maupun Manusia”
Pertemuanku dengan lelaki yang kupanggil Ustadz ini membuatku sedikit mengerti keadaaan yang sesungguhnya dari huru hara ini, Lelaki setengah baya yang dikenal dengan Panggilan Abu Abdillah bin Yazid Al-Atsary,adalah Amir kelompok ini,beliau memimpin jamaah menjaga front garis depan,dengan sekitar empat Ratus lima Puluh lasykar,yang merupakan bagian dari sebuah kelompok besar lasykar Kaum Muslimin yang tersebar diseluruh Dunia yang dikenal sebagai Athaifah AlManshurah Ahlussunnah wal Jammah.dan beliau penuh ketegaran menceritakan Padaku awal fitnah ini.
***
Huuuummmmmmmm...... artikelnya sangat baguss... cman mf ka'tp ada beberapa kta yng sya tdk mengerti ...........
BalasHapus